Materi Media tanam dan
bahan tanam
2.1 pengertian media
tanam dan bahan tanam
1.media tanam merupakan komponen
utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam
yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya
merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan
dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga
kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara.
2. Bahan Tanam merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk memulai/
mengawali budidaya tanaman Bahan Tanam : bagian tanaman yang digunakan untuk
memulai/ mengawali budidaya tanaman. Semua organ tanaman dapat digunakan
sebagai bahan tanam, namun harus efisien, tersedia dan berpotensi produksi
tinggi. Bahan Tanam sangat menentukan produktifitas tanaman (+ > 50 %) baik
kuantitas/kualitas » sifat genetis dan daya tumbuh yang baik.
Dyan Kusumaning Ayu, http://blog.ub.ac.id/adyankusuma/2012/04/24/bahan-tanam/
2.2 macam-macam media
tanam nontanah dan sifatnya (plus gambar literature)
Jenis
media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia
Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan
batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan
tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan
antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Untuk
mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan
ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media
tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. 8erdasarkan jenis bahan
penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
A.
Bahan Organik
Media
tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen
organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga,
buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih
unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik
sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan
organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga
sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang
tinggi.
Bahan
organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh
mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2),
air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang
dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang
terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya,
media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara
sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami
dekomposisi.
8eberapa
jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya
arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
1.
Arang
Arang
bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok
digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu
dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari
media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika
terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk
bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
Selain
itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau
eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan
unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara
berupa aplikasi pemupukan.
Sebelum
digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan
keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran
peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam
serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki
diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran
panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang
lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.
2.
Batang Pakis
Berdasarkan
warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang
pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum
digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis
yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah
dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.
Selain
dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap
pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis
digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis
ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya.
Karakteristik
yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya
yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta
bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.
3.
Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan
bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi
tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner
dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki
struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi
dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos
yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Ydng telah mengalami
pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I IL,rubahan warna dari bahan
pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah,
dan memiliki suhu ruang.
4.
Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.
Menurut
sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem
drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya
moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu,
tanah gambut, atau daun-daunan kering.
5.
Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi
kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan
hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan
sebagai media tanam.
Pupuk
kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan
steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk
kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau
cendawan yang dapat merusak tanaman.
6.
Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I ‘iJdiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I ‘iJdiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan
sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah
hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah
lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi
sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam
terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media
lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan
karena
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan
sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu
mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
7.
Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan
sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba
patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga
memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini
menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.
Sementara
kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak
mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak
mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.
8.
Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus
sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya
tukar ion yang tinggi sehingga bisa
menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
B.
Bahan Anorganik
Bahan
anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari
proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut
diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik,
dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
1.
Gel
Gel
atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai
media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis
dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru,
menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki
keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan
warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan
keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang kerja.
Hampir
semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya
philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar
keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan
ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan
pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah.
Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk
pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap
terjaga.
Keunggulan
lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di
Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang
berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.
2.
Pasir
Pasir
sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek
batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan
bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan
dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan
pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh
karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi
(ketahanan terhadap proses ::misahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh
air atau ~’lgin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan
::emupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang
digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan
pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik
lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan
jenis tanaman.
Pasir
pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
3.
Kerikil
Pada
dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang :idakjauh berbeda
dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak
daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman
secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur
hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun,
kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah
basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
Seiring
kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil
sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara
sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan
dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air.
Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat
mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
4.
Pecahan batu bata
Pecahan
batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya
bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar.
Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat
keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya,
kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin
balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara
dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Walaupun
miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan
demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot
karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering
menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.
5.
Spons (floralfoam)
Para
hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan
spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan
sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun
ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau
disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan
tanaman.
Kelebihan
lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
6.
Tanah liat
Tanah
liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau
berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran
keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran
besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup
kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau
udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau
air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran
sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
Pada
dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan
dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang
dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok
dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.
7.
Vermikulit dan perlit
Vermikulit
adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
vermikulit
dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa
dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Berbeda
dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta
memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai
campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan
berat jenis dan meningkatkan daya serap air.
Penggunaan
vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan
organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
8.
Gabus (styrofoam)
Styrofoam
merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
Sekarang,
beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan
porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam
bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran
sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
2.3 fungsi media tanam
Fungsi
Media Tanam:
- Tempat berkembang dan tumbuhnya akar tanaman secara sehat,
- Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik
- Pengendali dan penyedia air dan pupuk secara merata.
2.4 pengertian
perkecambahan dan proses kimia pemecahan dormansi biji.
Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji
tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula
dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006)
a. Dengan perlakuan mekanis.
Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi.
Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.
Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.
b. Dengan perlakuan kimia.
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
Sebagai contoh dengan perlakuan kimia:
* Perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam.
* Perendaman benih padi dalam HNO3 pekat selama 30 menit.
* Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 – 200 PPM.
c. Perlakuan perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.
Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 – 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.
d. Perendaman dengan air panas
Perlakuan perendaman di dalam air panas merupakan salah satu cara memecahkan masa dormansi benih. HCL adalah salah satu bahan kimia yang dapat mengatasi masalah dormansi pada benih.
e. Perlakuan dengan suhu.
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.
f. Perlakuan dengan cahaya.
Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.
2.5 Macam-macam tipe
perkecambahan
Macam-macam Perkecambahan pada
Biji
1.Perkecambahan hipogeal:
apabila terjadi pembentangan ruas batang
teratas (epikotil) sehingga daun lembaga tertarik keatas tanah tetapi kotiledon
tetap di dalam tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri...
2.Perkecambahan epigeal:
Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri...
2.Perkecambahan epigeal:
apabila
terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah.
Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.
,http://kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/macam-macam-perkecambahan.html
2.6 Perbedaan biji,
benih dan bibit.
- Biji merupakan bakal biji (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.
- Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman yang telah melalui proses seleksi, sehingga dapat diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar menjadi tanaman dewasa.
- Bibit adalah tanaman hasil perbanyakan atau penangkaran yang
siap untuk ditanam, dapat bersal dari perbanyakan generatif (biji/benih)
dan dapat juga bersal dari perbanyakan vegetif (cangkok, okulasi, stek,
dll).
- Sumber: so83ck.2012. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2212608-empat-batasan-tentang-definisi-biji/#ixzz1tKCDkSVj
2.7 Pengertian
perbanyakan generative dan vegetative.
Perbanyakan generatif, mengacu
pada suatu pengertian perkawinan antara 2 tanaman induk yang terpilih melalui
organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi penyerbukan dan menjadi
buah dengan kandungan biji di dalamnya. Apabila biji-biji ini ditanam dan
tumbuh, maka akan memunculkan bibit-bibit tanaman yang memungkinkan
terjadinya variasi/keragaman (Off Type) karakter baik itu
mulai dari sistem perakaran, batang, daun dan bunga. Hal ini tergantung
dari tetua/indukan yang terpilih.
Perbanyakan vegetatif, mempunyai
pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman
seperti batang yang mempunyai tunas samping (aksilar/lateral) dan mata tunas
dari induk yang terpilih. Induk terpilih misal mempunyai warna dan corak
bunga yang indah dan belum pernah ada (adenium, plumeria, euphorbia), warna
daun bervariasi (aglaonema, philodendron). Kemudian teknik
memperbanyak tanaman tersebut dengan cara stek batang, cangkok, sambung
(grafting) dan okulasi. Dapat pula dengan cara lebih cepat dalam kondisi
steril, yaitu dengan menggunakan kultur jaringan (tissue culture). Hasil
akhir dari perbanyakan vegetatif ini adalah bibit atau tanaman yang sama dengan
induk yang terpilih yang telah dicontohkan di atas atau diistilahkan dengan Fotocopy
atau True to Type.
plantus.2010.http://anekaplanta.wordpress.com/2010/02/03/perbanyakan-generatif-dan-vegetatif-tanaman-hias-pengertian-dan-tujuan/
2.8 Macam-macam
perkembangbiakan vegetative (plus gambar literature)
Macam Perbanyakan
Vegetatif Alami (PENGERTIAN DAN CONTOH )
Tunas adventif
- cocor bebek.
- kesemek,
- kersen,
- ,cemara
- dan sukun.
- Pembentukan tunas
- pakis haji (cycas rumphii),
- bamboo(bambusa sp),
- pisang (musa paradisiaca),
- nanas,
- palem,
- Umbi lapis
- bawang merah (allium cepa),
- bawang putih (allium sativum),
- bawang daun (allium fistulosum),
- bunga bakung (crinum asiaticum), dan
- bunga tulip
- Umbi batang
- kentang (solanum tuberrodum),
- ubi jalar(ipomoea batatas),
- caladium
- gadung (dioscorea hispida), dan
- gambili (dioscorea aculata)
- Rhizome
- lengkuas (alpina officinarum),
- jahe (zingiber officinale),
- kunyit ( curcuma domestica),
- temulawak, dan
- lidah mertua (sansivera sp)
- Stolon
- rumput teki(cyperus rotundus)
- rumput gajah
- stroberi
- arbei
- dan rumput pantai (spinifex sp) (Ashari.1995)
Macam
Perbanyakan Vegetatif Buatan (PENGERTIAN DAN CONTOH)
- Cangkok
- jambu
- sawo
- rambutan
- mangga
- jeruk
- Okulasi
- mangga,
- Ø karet
- lengkeng
- durian, dan
- rambutan.
- Runduk
- anyelir
- tanaman apel
- alamanda
- durian dan
- singkong.
- Stek
- teh
- ubi kayu
- tebu
- tanaman pagar
- sirih
- Sambung
- Manggis
- Kopi
- Kakao
- Keluwih
- Mangga
(Zaubin.2003)
veganojustice ,2010.http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/perbanyakan-vegetatif/
2.9 Keuntungan dan
kerugian perbanyakan vegetative.
Keuntungan Perbanyakan
vegetatif alami :
- dapat dipraktekkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
- sifat pohon induk diturunkan ke generasi berikutnya
- masa juvenil relatif pendek
- mempercepat persediaan bibit
Kelemahan Perbanyakan
vegetatif alami:
- infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman
- bahan tanam akan menghabiskan tempat, tidak seperti biji
- periode penyimpanan bahan tanam pendek
- mekanisme perbanyakan pada beberapa tanaman tidak praktis
2.10 Faktor-faktor yang
berpengaruh pada perbanyakan vegetative.
Faktor yang mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif
Alami1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
3. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
4. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
(Rochiman.1973)
Faktor
yang mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Buatan
Faktor Intern :
- dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)
- ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
Faktor Ekstern:
- suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
- kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)
- cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)
- jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)
(Anonim.1992)
veganojustice ,2010.http://veganojustice.wordpress.com/2011/07/18/perbanyakan-vegetatif/